Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan dua antologi karya siswa SMA Kabupaten Kulonprogo. Antologi esai Remaja dan Kearifan Lokal: Suara-suaranya dalam Esai dan antologi cerpen Pengepul Cerita dari Kotaku merupakan buah karya peserta Bengkel Bahasa dan Sastra 2023 yang digelar Balai Bahasa Provinsi DIY di Kabupaten Kulonprogo mulai 31 Juli hingga 26 September 2023.
Buku antologi tersebut diserahkan kepada peserta kegiatan Bengkel Bahasa dan Sastra 2023 saat penutupan kegiatan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulonprogo, Senin (16/10/2023). Acara dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd.; Waka Humas MAN 2 Kulonprogo, Muhammad Nur Kholis, S.Ag; Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kulonprogo, Ngadiri, M.Pd.; tim Literasi Balai Bahasa Provinsi DIY, dan para pemateri kegiatan bengkel.
Kegiatan penutupan juga diisi dengan presentasi karya peserta. Setidaknya ada empat esai dan empat cerpen yang dipresentasikan peserta pada acara tersebut. Perwakilan dari kelas esai mempresentasikan empat esai berjudul “Eksistensi Reog Wayang di Desa Maesan”, ”Zaman Milenial Pudarkan Jimpitan”, “Yang Muda yang Bertani, Mungkinkah?”, dan “Kafe dan Ruang Komunal Anak Muda”. Sementara itu, perwakilan kelas cerpen mempresentasikan karya berjudul “Kisah Dua Pengumpul Sampah”, “Bayang-bayang Melankonia”, “Wali Bengawan”, dan “Pendekar Cilik”.
Ketua penyelenggara Bengkel Bahasa dan Sastra untuk Siswa SMA Kabupaten Kulonprogo Tahun 2023, Noor Hadi, M.Pd., menjelaskan bahwa tahun ini Bengkel Bahasa dan Sastra diikuti 58 peserta dari berbagai SMA di Kulonprogo. Para peserta dikelompokkan ke dalam kelas cerpen dan esai. Pemateri yang dihadirkan dalam kelas yaitu Yona Primadesi (dosen Universitas Andalas/praktisi), Eko Triono (dosen Universitas Negeri Yogyakarta/praktisi), Latief Noor Rochmans (praktisi/redaktur Kedaulatan Rakyat), dan Apri Damai Sagita Krissandi (dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta/praktisi).
Setelah proses bimbingan dan pelatihan yang dilaksanakan dalam delapan kali pertemuan, kegiatan ini berhasil menelurkan dua buku antologi. Noor Hadi berharap para peserta tidak berhenti berkarya. Mereka diharapkan untuk mengembangkan kemampuan di media lain.
Kepala Balai Bahasa DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. menyampaikan harapan akan munculnya sanggar sastra di sekolah-sekolah pascapelaksanaan Bengkel Bahasa dan Sastra ini. Pihaknya optimis, para peserta Bengkel Bahasa dan Sastra dapat menjadi pionir di sekolah masing-masing.
Ia menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh saat mengikuti Bengkel Bahasa dan Sastra seharusnya dikembangkan untuk meraih prestasi. Para peserta dapat selalu menghubungi dan minta bimbingan kepada pelatih.
“Jadi kegiatan Bengkel Bahasa dan Sastra akan menguatkan kegiatan literasi di madrasah dan sekolah kalian masing-masing,” tutupnya. (rhy)