Pimpinan dan pegawai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti latihan panembrama tembang macapat Kinanthi Subakastawa Slendro 9 saat sesi Temu Pagi Setiap Hari (Mugisari), Selasa (18/4). Latihan dipandu oleh Siswata, Seniman dari Paguyuban Sekar Macapat Palguna Respati Yogyakarta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), panembrama adalah nyanyian penghormatan untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan. Koordinator kegiatan Humas dan Publilkasi, Ratun Untoro, menyatakan bahwa panembrama tembang macapat Kinanthi Subakastawa Slendro 9 ini merupakan bahan sosialiasi untuk memasyarakatkan dan memberi contoh praktik baik pelestarian bahasa Jawa khususnya tembang macapat.
Contoh praktik baik ini menunjukkan bahwa tembang macapat bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan atau momentum-momentum tertentu, misalnya saat Hari Raya Idulfitri. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami bahwa macapat sebagai warisan intelektual nenek moyang senantiasa update, aplikatif, dan tidak ketinggalan zaman.
“Senyampang ada permintaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk membuat konten kreativitas yang akan ditayangkan pada acara syawalan, Balai Bahasa Provinsi DIY memanfaatkan momentum itu untuk membuat tayangan macapat bertema syawalan dan ajakan trigatra bangun bahasa yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” ungkap Ratun Untoro.
Setelah proses latihan ini, Balai Bahasa Provinsi DIY akan mengadakan perekaman video panembrana macapat. Video panembrana rencananya akan ditayangkan saat acara halalbihalal yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa setelah Hari Raya Idulfitri 1444 H.
