Sebanyak 20 guru sekolah dasar yang merupakan perwakilan guru dari lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta belajar teknik mendongeng atau bercerita bersama Balai Bahasa Provinsi DI Yogyakarta. Strategi membaca buku cerita/ mendongeng merupakan merupakan bagian dari kegiatan Evaluasi Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Hasil Terjemahan yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi DIY di Hotel Grand Rohan Jogja, Selasa (13/12/2022).
Para guru mendapatkan materi strategi membaca buku cerita/mendongeng dari Kang Daryanto. Pendongeng yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia ini juga membimbing para guru praktik menciptakan efek audio dengan suara manusia. Para guru terlihat antusias mempraktikkan beragam bunyi seperti suara tangisan bayi, suara anak kecil, suara kucing, suara kokok ayam jantan, dan bunyi deburan ombak.
“Memberikan ilustrasi suara akan lebih memperluas imajinasi anak ketimbang menyajikan alat peraga di hadapan anak,” kata Kang Daryanto.
Sebelum mendapatkan materi strategi membaca buku cerita/mendongeng, para guru mendapatkan materi hasil uji keterbacaan cerita anak hasil terjemahan dan strategi memilih cerita anak.
Hasil uji keterbacaan cerita anak dipaparkan oleh koordinator KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi DIY, Dr. Ratun Untoro, M.Hum. Hasil uji keterbacaan yang dilakukan terhadap 2.437 responden siswa dan 112 responden guru tersebut menunjukkan bahwa buku-buku cerita anak terbitan Balai Bahasa Provinsi DIY tahun 2022 secara umum telah sesuai untuk kategori pembaca usia 9—12 tahun. Hal yang menjadi catatan adalah mengenai diksi, terutama pada cerita-cerita berbahasa Jawa. Perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap diksi agar kosakata yang digunakan tidak menyulitkan pembaca dalam memahami isi cerita.
Setelah mendapatkan informasi mengenai hasil uji keterbacaan, para guru kemudian diajak untuk belajar menyeleksi buku-buku cerita yang sesuai untuk pembaca anak-anak. Materi strategi memilih buku cerita ini dipaparkan oleh Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum, guru besar Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam pemilihan cerita untuk anak, ada tiga hal yang harus dipertimbangkan yakni usia pembaca (perkembangan psikologis dan intelektual), karakteristik karya, dan tujuan pendidikan yang dikembangkan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Balai Bahasa Provinsi DIY telah mengadakan sayembara penulisan cerita anak berbahasa Jawa dan telah menerjemahkan cerita-cerita tersebut ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Guru yang menjadi peserta kegiatan ini memiliki PR untuk menceritakan kembali cerita-cerita tersebut kepada peserta didik. (wry/son)
