Ratun Untoro dan Mulyanto sebagai pemangku jabatan fungsional Widyabasa Ahli Madya Balai Bahasa Provinsi DIY memaparkan cara pandang baru terkait revitalisasi bahasa Jawa. Bekerja sama dengan RRI Pro 4 Yogyakarta melalui Program Kawruh yang disiarkan langsung Rabu, 9 April 2025 pukul 09.00—10.00, Ratun menyampaikan pandangannya. Menurutnya, selama ini generasi tua khawatir dengan generasi muda yang semakin meninggalkan bahasa Jawa. Namun, selama ini generasi tua belum menyelami kehidupan generasi muda yang mempunyai gaya hidup berbeda. Haya hidup generasi muda ini bahakn dapat dikatakan sebagai budaya baru. Budaya baru itu sebagain besar berupa teknologi asing, seperti alat transportasi, alat pertanian, alat komunikasi, dan lain-lain. Peralatan modern itu mengubah perilaku generasi hingga mereka akrab dengan istilah-istilah atau kosa kata yang berkaitan dengan teknologi itu. Kebudayaan baru itu akhirnya menggeser kebudayaan lama lengkap dengan kosa kata dan istilah budaya lama. Hal itu menjadi cikal bakal menjauhnya generasi muda dengan bahasa Jawa.
Menurut Mulyanto, kosa kata atau lema bahasa Jawa dalam kamus Jawa belum memuat teknologi baru. Dengan demikian, seolah-olah, bahasa Jawa kehabisan kosa kata. Hal itu menyebabkan generasi muda kesulitan mencari padanan kata dalam bahasa Jawa untuk teknologi modern. Inilah yang perlu dipahami generasi tua. Generasi tua tidak dapat memaksakan generasi muda untuk menggunakan istilah atau kosa kata lama yang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan hidup zaman sekarang. Misalnya, saat ini generasi muda sudah tidak memerlukan istilah grathul, angkul-angkul, atau istilah dalam gerobak sapi. Mereka sudah tidak menggunakan gerobak sebagai alat transportasi. Generasi muda sudah lebih memerlukan istilah dalam motor atau mobil agar sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
Untuk mengatasi hal itu, kita perlu memperkaya bahasa Jawa dengan menyerap kosa kata atau istilah asing. Tentu penyerapan itu dengan tidak meninggalkan kaidah atau ejaan bahasa Jawa. Balai Bahasa Provinsi DIY sedang berupaya menyusun pedoman pemerkayaan istilah dan pedoman pembakuan istilah.
