Kunjungan Dharma Wanita Persatuan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (DWP Badan Bahasa) di Daerah Istimewa Yogyakarta dirangkai dalam bentuk silaturahmi ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Yogyakarta pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Pada kunjungan ini, Ibu Marlinah Hafidz Muksin (Ketua DWP Badan Bahasa) didampingi oleh Ibu Citra Aniendita Ganjar Harimansyah (Ketua Bidang Sosial Budaya DWP Badan Bahasa), Ibu Varida Budi Utomo (Ketua Bidang Pendidikan DWP Badan Bahasa), Ibu Intan Iwa Lukmana (Ketua Bidang Ekonomi DWP Badan Bahasa), Ibu Titih Sugiharti (Ketua DWP Balai Bahasa Provinsi Lampung), Ibu Ulya Fauqiyyah (Ketua DWP Balai Bahasa Provinsi Selatan), dan Ibu Suskandani (Ketua DWP Balai Bahasa Provinsi DIY) serta Ibu Vany Ratun Untoro (Wakil Ketua DWP Balai Bahasa Provinsi DIY).
Kunjungan ini disambut dan diterima secara langsung oleh Ibu Nur Khasanah sebagai Kepala SLB Negeri Pembina Yogyakarta, perwakilan Yayasan Swadhesi Diraya, dan perwakilan pengajar di sekolah. Pihak sekolah menyambut hangat kehadiran Ibu Marlinah Hafidz Muksin beserta rombongan dan mengucapkan terima kasih atas apresiasi, semangat, dan dukungan kepada pihak sekolah, terutama dalam penguatan peningkatan pendidikan di sekolah untuk siswa berkebutuhan khusus ini. Kepala sekolah berharap kunjungan ini bisa menjadi momentum baik sekaligus menjadi penyemangat bagi anak-anak untuk lebih berkarya.
Pada kesempatan ini, Ibu Marlinah Hafidz Muksin menyampaikan apresiasi yang tulus dan luar biasa kepada seluruh tenaga pengajar yang telah mendedikasikan dirinya untuk menunaikan tugas mulia dengan mendidik dan mengasuh anak-anak di SLB Negeri Pembina ini. Para pengajar telah dengan sabar, ikhlas, dan penuh semangat, serta memberikan upaya terbaik kepada anak-anak istimewa yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus. Kunjungan kali ini juga akan menjadi bahan evaluasi dalam merencanakan program-program DWP Badan Bahasa. Tidak hanya itu, pada pertemuan ini, Ketua Dharma Wanita Persatuan Badan Bahasa dan rombongan juga menyerahkan buku-buku untuk penguatan literasi siswa dan suvenir boneka maskot Badan Bahasa.
Pertemuan ini dilanjutkan dengan melihat secara langsung aktivitas siswa di sekolah, seperti berolah raga, membaca buku di pojok literasi, dan membatik. Karena siswa di sekolah ini memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah ini lebih mengutamakan pengajaran yang mendorong anak untuk mandiri, berbudaya, dan berprestasi. Ibu Marlinah Hafidz Muksin dan rombongan juga berkesempatan berinteraksi langsung dengan siswa sekaligus memberikan motivasi serta semangat untuk mereka agar lebih rajin belajar dan dapat menunjukkan karya-karya mereka.
Setelah itu, Ibu Marlinah dan rombongan juga diajak ke sebuah ruangan yang disebut Gapura. Gapura menjadi tempat untuk memamerkan hasil karya siswa, seperti kain batik motif umpluk dan souvenir lain yang dapat dibeli oleh pengunjung. Sebagai apresiasi atas karya-karya anak-anak istimewa yang luar biasa ini, Ibu Marlinah dan rombongan sangat antusias membeli hasil karya di Gapura ini. Hal ini diharapkan bisa menjadi bentuk dukungan dan penyemangat agar anak-anak dapat lebih bersemangat untuk berkarya. (NYT)
