Yogyakarta, 10 November 2023. Sebanyak 5 orang peneliti Japa (Java Phonetic Alfabet) mengunjungi Balai Bahasa Provinsi DIY. Kunjungan tim ini disambut langsung oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd. didampingi oleh Mulyanto, pengelola KKLP UKBI. Dalam sambutannya Kepala Balai Bahasa menyampaikan apresiasi bahwa para peneliti telah berinisiatif besar membuat aplikasi fonetik bahasa Jawa. Hal ini akan sangat membantu pembelajaran bahasa Jawa terutama bagi siswa.
Peneliti Japa terdiri atas Dr. Dwi Sulistyorini (ketua tim), dan beberapa anggotanya, yakni Cicik Tri Jayanti, M.A., Afifah Fitri Wahyuningtyas, Rayhan Rizky Fadillah, dan Sindy Firnanda. Mereka berasal dari Universitas Negeri Malang. Ada dua tujuan utama kunjungan mereka, yakni 1) penjajakan kerja sama antara Universitas Negeri Malang dan Balai Bahasa DIY atau Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan 2) validasi data untuk aplikasi Japa dengan ahli bahasa di Balai Bahasa DIY. Acara pertama berlansung sangat kekeluargaan di ruang Kepala Balai, sedangkan acara kedua berlangsung secara akademis di Ruang Sutan Takdir Alisyahbana.
Japa merupakan aplikasi pembelajaran fonem bahasa Jawa. Pengguna aplikasi dapat belajar lafal-lafal fonem dan realisasinya dalam bahasa Jawa. Inisiasi pembuatannya dilatarbelakangi oleh keprihatinan para peneliti kepada anak-anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa Jawa. Selain.itu, saat ini anak-anak justru lebih akrab dengan gawai sehingga perlu dibuat aplikasi agar mereka mudah menggunakannya. Para peneliti yang notabene berasal dari wilayah Jawa Timur justru mengembangkan objek material bahasa Jawa Mataraman, bukan bahasa Jawa Arek (Jawa Timuran). Mereka menganggap bahwa pada tahap pertama memang perlu dilakukan terhadap bahasa Mataraman karena bahasa ini dianggap sebagai bahasa Jawa standar.
Mulyanto, staf Balai Bahasa, ditunjuk oleh tim untuk menjadi validator data yang digunakan dalam aplikasi. Didampingi oleh Joko Sugiarto dan Aji Prasetyo, Mulyanto memberikan alternatif bahwa data bunyi/lafal yang diperlukan adalah lafal alami yang memiliki konteks sehingga tidak terkesan dibuat-buat atau dibaca secara segmentatif. Hal ini akan berpengaruh besar pada tujuan akhir memberi pelatihan lafal fonem pada penutur bahasa Jawa yang sedang belajar. Di akhir diskusi, ada harapan besar aplikasi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dan pembinaan bahasa Jawa pada umumnya. (mly)
