Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan Pengembangan Kompetensi SDM Ber-AKHLAK Melalui Mancakrida selama tiga hari, 3—5 Maret 2023. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil asesmen pegawai 2021 dan monitoring dan evaluasi penilaian kinerja yang menunjukkan rendahnya kompetensi pegawai pada aspek kerja sama, komunikasi, dan pengelolaan diri atas pembaharuan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Indah Palace, Tawangmangu, Karanganyar ini diikuti oleh seluruh pegawai Balai Bahasa Provinsi DIY dan beberapa peserta perwakilan dari komunitas literasi binaan dan Ikatan Duta Bahasa DIY. Kegiatan terdiri atas rangkaian acara keberangkatan, pembukaan, dan pengarahan Kepala Balai pada hari pertama, kegiatan mancakrida dan materi motivasi pada hari kedua, serta kepulangan peserta pada hari ketiga.
Pada sesi pengarahan, Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd., mengajak seluruh peserta untuk menginterpretasikan makna gambar keris, kelapa, dan akik. Menurut Kepala Balai, ketiga gambar tersebut mengandung filosofi yang dapat digunakan dalam perjalanan Balai Bahasa Provinsi DIY menuju ZI-WBK. Proses pembuatan keris yang memerlukan tempaan dan panas, proses pemanfaatan kelapa yang memerlukan proses panjang dan menyakitkan, serta proses memeroleh akik yang memerlukan gosokan mengandung pesan bahwa proses menuju kebaikan kadang kala harus melewati kesulitan dan kesakitan.
“Jangan takut akan kesulitan dan jangan takut akan kesakitan dalam proses menuju kebaikan. Selain itu, juga jangan pernah ada setitik pun rasa benci pada seseorang,” pesan Kepala Balai kepada seluruh peserta.
Pada hari kedua, kegiatan ini memasuki suasana santai. Mancakrida diisi dengan permainan di alam terbuka. Kegiatan ini menghadirkan suasana yang penuh canda dengan suasana akrab antarsesama peserta. Permainan yang dilakukan antara lain estafet barang, tebak pasangan kartu, susun menara gelas, serta balas senjata. Permainan-permainan tersebut menyiratkan pesan akan pentingnya kekompakan, kerja sama, koordinasi, dan tanggung jawab pimpinan di dalam tim kerja.
Masih di hari yang sama, peserta mengikuti sesi terakhir yakni sesi motivasi. Pada sesi ini, para peserta diajak untuk praktik dan mengikuti permainan yang bertujuan mengasah keyakinan kekuatan pikiran. Nilai yang ingin ditanamkan adalah bahwa kita harus punya keyakinan BISA, PASTI BISA, HARUS BISA dalam menghadapi tantangan. (rhy/afn/son)