Suasana Sunmor Universitas Gadjah Mada (UGM) tampak berbeda pada Minggu, 6 Juli 2025. Di sela riuh pengunjung yang berbelanja, hadir Pojok Baca Anak yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pojok Baca Anak menyediakan koleksi buku untuk anak usia dini hingga kelompok sekolah menengah pertama (SMP) dengan berbagai tema cerita. Dalam kegiatan ini, anak-anak juga diajak untuk membaca lantang sebagai upaya melatih keberanian tampil di depan publik.
Ketua DWP Balai Bahasa Provinsi DIY, Susi Kandani, menjelaskan Pojok Baca Anak menjadi upaya mengenalkan literasi sejak dini kepada anak-anak di Yogyakarta. Menurutnya, kegiatan ini menjadi ruang untuk mengajak anak-anak mengenal bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
“Balai Bahasa mempunyai produk yang sangat bagus. Kami mengajak anak-anak mengenal bahasa Indonesia dengan baik. Selain itu, kami juga menampilkan buku-buku berbahasa daerah yang bisa dibaca dengan suasana yang menyenangkan. Pada usia emas mereka, mereka bisa dengan mudah mengenal bahwa bahasa Indonesia dan bahasa daerah merupakan bahasa komunikasi mereka,” ujarnya.
Selain untuk anak, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan Balai Bahasa Provinsi DIY kepada masyarakat. “Semakin kita mendekati masyarakat, mereka akan semakin mencari tahu tugas dan fungsi Balai Bahasa. Apakah hanya untuk berbahasa saja, ataukah sekadar itu,” imbuh Susi Kandani.
Salah satu orang tua, Diah, yang hadir bersama putrinya menyambut baik kegiatan ini. “Senang sekali ada ruang baca publik, kalau bisa diperbanyak. Soalnya zaman sekarang anak lebih tertarik sama gadget, jarang anak yang suka dengan buku karena mungkin fasilitas di publik juga kurang. Jadi, senang kalau ada buku di tempat publik,” ujar Diah.
Kegiatan Pojok Baca Anak menjadi langkah nyata DWP Balai Bahasa Provinsi DIY dalam menumbuhkan budaya literasi sejak dini di Yogyakarta. Dengan menghadirkan buku di ruang publik, anak-anak memiliki ruang untuk mengenal bacaan dengan cara menyenangkan sambil mengisi waktu akhir pekan bersama keluarga.
Susi Kandani berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin di Sunmor UGM maupun di ruang publik lain. “Harapan saya semoga pojok baca ini bisa semakin sering dilaksanakan. Sekarang baru bisa berjalan 1 bulan sekali, kalau bisa 1 minggu sekali lebih baik lagi. Sebetulnya tidak hanya di Sunmor, kalau bisa dikembangkan di tempat-tempat yang banyak masyarakat berkumpul pada hari Minggu, itu sangat menarik,” tuturnya.
Penulis: Prihartini (Mahasiswa magang dari Universitas Diponegoro)